Silakan menempatkan Iklan Anda disini

Selasa, 05 Januari 2010

Teh Herbal Apakah memang bermanfaat?


Teh Herbal

Apakah memang bermanfaat?



Teh herbal, tisane atau ptisan adalah minuman yang mengandung ramuan terbuat dari bahan lain selain daun tanaman teh (Camellia sinensis). Istilah "tisane" berasal dari kata yunani πτισάνη (ptisanē), minuman yang terbuat dari pearl barley. Sebenarnya istilah teh herbal tidaklah tepat, karena sebenarnya tidak dibuat dari daun teh (Camellia sinensis), tetapi dengan menggunakan ramuan tanaman lain

Teh herbal dapat dibuat dari bunga, daun, biji atau akar baik dalam keadaan segar atau dikeringkan dan direndam selama waktu tertentu (umumnya beberapa menit), bisa juga dengan menuangkan air mendidih atau direbus. Seduhan kemudian disaring, bila perlu ditambahi pemanis. Beberapa sediaan tersedia dalam bentuk kantung teh.

Beberapa jenis teh yang popular di masyarakat merupakan hasil penambahan sari tanaman lain pada teh, seperti teh hitam yang popular sebenarnya hasil campuran dengan bergamot, teh jasmine adalah teh cina dengan bunga jasmine, dan genmaicha adalah teh hijau jepang dengan campuran saripati beras.

Kandungan

Teh mengandung catechins, sejenis antioksidan. Dalam bentuk daun teh segar, catechin merupakan 30% dari bagian teh. Catechin banyak terdapat pada teh hijau, sedangkan teh hitam sebenarnya kandungan catechinnya terendah karena proses oksidasi dalam pembuatannya. Penelitian oleh U.S. Department of Agriculture menunjukkan kadar Oxygen Radical Absorbance Capacity (ORAC) sebesar 1253 pada teh hijau dan 1128 dalam teh hitam (dalam satuan μmolTE/100g). Teh juga mengandung tehanine dan caffeine sebagai stimulant dalam komposisi sekitar 3% sekitar 30 mg (tehanin) dan 90 mg (caffeine) dalam 250 ml (sekitar segelas standar). Teh juga mengandung tehobromin dan tehofilin, selain fluoride dalam jumlah kecil.

Teh sebenarnya mengandung caffeine dalam persentase yang lebih besar daripada kopi, tetapi kopi dikonsumsi dalam jumlah lebih besar disbanding teh, sehingga hasil akhirnya adalah lebih banyak kafein dalam segelas kopi dibanding teh.

Teh tidak mengandung karbohidrat, lemak atau protein.

Pandangan Medis

Teh herbal sering dikonsumsi karena efek fisik dan terapinya, terutama untuk efek stimulasi, relaksasi atau sedative (menenangkan pikiran). Efek secara medis masih sering menjadi kontroversi, bahkan di Negara seperti Amerika Serikat produsen teh herbal tidak diperbolehkan mengajukan klaim mengenai efek medis produk mereka.

Sebagian besar teh herbal aman untuk dikonsumsi, beberapa ramuan diketahui mengandung zat berbahaya atau alergenik (menyebabkan alergi). Sebagai contoh adalah :

  • Comfrey, yang mengandung senyawa alkaloid yang berbahaya bagi liver pada pemakaian menahun.
  • Lobelia, mengandung toxin serupa dengan nikotin.

Sehingga di Inggris, teh herbal tidak diharuskan membuktikan efek positif secara medis, tetapi dikelompokkan dalam produk makanan sehingga harus memenuhi syarat keamanan untuk konsumsi.

Variasi Teh

Di Mesir, teh herbal seperti karkade amat popular, disajikan dalam bentuk ahwa.

Di Cina, pendekatan terapi tradisional Cina dengan menyusun teh herbal alami dan amat popular dalam menngkatkan kesehatan seperti teh oolong / pu-er diyakini dapat menurunkan kadar lemak yang tinggi dalam darah.

Efek positif teh masih menjadi bahan perdebatan. Seperti tertulis dalam artikel di Nutrition (1999, pp. 946–949) journal:

Efek positif dari konsumsi teh dalal hal mencegah kanker dan penyakit jantung telah dibuktikan pada hewan coba. Efek positif lain, belum terbukti secara klinis pada manusia, kalaupun ada diduga hanya bersifat menengah. Di satu pihak dikatakan bahwa jumlah teh yang diminum manusia lebih rendah disbanding kadar yang diperlukan untuk menimbulkan efek positif seperti pada hewan coba.

Tetapi pemakaian dalam jumlah besar dapat menyebabkan gangguan nutrisi dan lain-lain karena kadar caffeine dan aktivitas pengikatan polifenol, walaupun tidak terdapat data yang solid mengenai efek negative konsumsi teh. Lebih banyak penelitian masih diperlukan untuk menguak efek biologis teh hijau dan hitam dan menentukan sejumlah berapa yang diperlukan untuk mendapatkan efek yang menguntungkan bagi kesehatan.

Jadi, efek positif teh telah dibuktikan pada hewan coba, tetapi dalam dosis yang jauh lebih besar disbanding jumlah yang biasa dikonsumsi manusia, yang kemungkinan dapat mengganggu kesehatan.

Selain itu dalam penelitian lain disebutkan :

Daun teh mengandung lebih dari 700 bahan kimia berikut senyawa seperti flavanoid, asam amino, vitamin, caffeine dan polisakarida. Diantaranya adalah flavanoid, asam amino, vitamin (C, E and K), caffeine dan polisakarida. Lebih lanjut, minum teh telah terbukti dalam penelitian terbaru berhubungan erat dengan kondisi kekebalan tubuh seluler dalam tubuh. Teh berperan penting dalam meningkatkan mikroorganisme dalam usus yang bersifat menguntungkansehingga memberikan perlindungan dari kerusakan akibat oksidasi (berperan sebagai antioksidan),

Teh juga berperan mencegah karies gigi dengan kandungan fluorinnya. Peranan teh dalam menurunkan tekanan darah dan kadar lemak darah, serta pencegahan penyakit jantung koroner dan diabetes (dengan menurunkan pembentukan glukosa dalam darah) juga telah terbukti secara klinis.

Sebenarnya teh juga mengandung zat anti mikroorganisme terhadap bakteri yang berbahaya bagi manusia. Baik teh hijau maupun hitam mengandung sejumlah antioksidan, utamanya catechin yang bersifat antikarsinogenik, antimutagenik dan antitumor sehingga menghambat terbentuknya kanker.

Jadi? Ayo minum teh!!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mencoba menyajikan Informasi mengenai penyakit dalam secara mudah dan gamblang sehingga mudah untuk dipahami